Evaluasi SIMKAH Menggunakan Metode Technology Acceptance Model pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanjung Karang Barat Bandar Lampung
Abstract
Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan sebagai ujung tombak dalam pelayanan-pelayanan keagamaan di kecamatan. Dalam menjalankan tugas-tugasnya, KUA TKB telah memanfaatkan SIMKAH untuk mendukung kinerjanya di bidang perkawinan. SIMKAH sering kali mengalami keterlambatan respon sistem menyebabkan terganggunya proses pelayanan pada masyarat Sehubungan dengan banyaknya peristiwa pernikahan yang terjadi diperlukan sebuah sistem yang optimal. Adapun metode yang digunakan yaitu TAM yang menyediakan suatu basis teoritis untuk mengetahui faktor-faktor untuk memprediksi dalam jangka panjang tentang penerimaan teknologi oleh pengguna. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) oleh Pemerintah, khususnya Kementerian Agama (KEMENAG), bertujuan untuk mempermudah proses pendaftaran pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA). Namun, terdapat berbagai respon dan persepsi dari masyarakat dan petugas KUA terhadap penggunaan SIMKAH. Beberapa petugas KUA merasakan manfaat yang jelas dan mudah dalam menggunakan SIMKAH, sementara yang lain mungkin merasa canggung atau tidak percaya diri terhadap teknologi tersebut. Persepsi mengenai kemudahan penggunaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap petugas KUA terhadap SIMKAH, di mana yang merasa mudah cenderung lebih positif, sementara yang kesulitan mungkin menunjukkan sikap penolakan. Meskipun masyarakat dan petugas KUA mungkin menyadari manfaat SIMKAH, dampak dari persepsi mengenai manfaat dan kegunaan ini tidak selalu mengubah sikap mereka terhadap adopsi teknologi ini. Beberapa masyarakat dan petugas KUA mungkin merasa bahwa manfaat yang dirasakan tidak cukup kuat untuk mengubah pandangan mereka yang sudah ada.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.69769/seat.v4i1.117
Refbacks
- There are currently no refbacks.